Sabtu, 11 Oktober 2008

Bedanya Single dan Multi Vendor

Kelebihan Multi-Vendor VS Single Vendor [1] :

a. Kekuatan dalam mengambil Pilihan

Tidak seperti Single-vendor dimana perusahaan harus menyesuaikan dengan peralatan dari provider, sedangkan multi-vendor memberikan kebebasan kepada perusahaan untuk memilih. Teknologi harus dibangun untuk suatu solusi open standards-based yang sesuai dengan visi bisnis perusahaan dan menanamkan inovasi yang kompetitif. Ketergantungan dengan salah satu vendor tidak terlalu kuat, karena banyak pilihan-pilihan, sehingga “bargaining posistion” user lebih kuat dibandingkan dengan satu vendor. Biasanya tiap-tiap vendor punya keunggulan-keunggulan dalam salah satu sisi karena biasanya vendor-vendor tertentu mempunyai sasaran/target pasar yang spesifik pula, contoh cisco pada software maupun hardware networking. Apple pada bidang komputer untuk keperluan grafis

b. Investasi yang terbaik tanpa banyak kompromi

Jaringan menjadi suatu komponen penting dalam strategi bisnis, perusahaan seharusnya tidak dipaksa untuk mengorbankan satu area jaringan untuk yang lain yang lebih sederhana. Sebab produk vendor menjual dengan produk seperti itu. Sementara itu, Single-vendor memaksa perusahaan untuk bersedia menerima satu provider yang menawarkan kepada setiap ruang lingkup infrastruktur jaringan yang ada di perusahaan, sedangkan multi-vendor memungkinkan alternatif terbaik untuk solusi yang benar dan mengoptimalkan infrastruktur perusahaan yang sudah ada. Jika sistem yang ada mengalami error / failure, maka dapat berpindah ke sistem dari vendor lain

c. Fleksibilitas yang Memberikan Inovasi

Ketika jaringan dibangun berdasarkan standar yang ada, perusahaan mempunyai kemampuan untuk mengadopsi solusi baru, sebagai pengembangan bisnis dan perubahan, atau sebagai solusi yang lebih meningkat dan cocok. Sebab multi-vendor dengan tak terpisahkan dari open-standards juga, dimana vendor harus melanjutkan inovasi untuk menciptakan keuntungan yang kompetitif, menjalankan alternatif terbaru yang memberikan solusi terbaik.

Single-Vendor dengan portofolio produk yang sudah tertinggal dari yang lain dalam hal alokasi, alur hidup produk yang berlainan dan fokus usaha yang sedikit bergeser. Selain itu, Single-Vendor menyebabkan tertutupnya dari persaingan dengan vendor lain ketika mereka menawarkan suatu solusi yang lebih superior. Multi-vendor telah didasarkan pada standar terbuka dan tidak menuntut bahwa perusahaan harus mengorbankan fleksibilitas atau inovasi. Dalam faktanya, fleksibilitas dan inovasi produk utama Multi-vendor. Produk yang dihasilkan oleh multi vendor sangat fleksibel, murah, banyak variasi/inovasinya dan memiliki unjuk kerja yang sangat tinggi. Selain itu, fleksibilitas memungkinkan kita dapat memilih vendor mana yang akan kita pilih tanpa bergantung hanya dengan satu vendor, dengan demikian persaingan harga pun sangat kompetitif sehingga harga yang kita peroleh akan lebih murah dengan kualitas yang lebih baik.

d. Meningkatkan Profesionalisme Perusahaan

Sangat jarang vendor bisa memahami bisnis perusahaan dan kebutuhan infrastruktur jaringan. Untuk menurangi ketergantungan dari single-vendor dengan cara melepaskan diri dari staff teknis yang dilatih hanya untuk single-vendor saja. Multi-vendor memastikan bahwa perusahaan adalah mitra, sehingga Multi-vendor memberikan kebebasan kepada perusahaan untuk memilih solusi yang sesuai, bukan vendor yang memaksakan.

e. Pelayanan yang Khusus

Kompleksitas teknologi informasi pada masa sekarang memerlukan pendukung teknis berupa tenaga ahli dengan pengetahuan yang mendalam dan spesifik. Sebab pada Single-vendor dirancang untuk menciptakan produk yang didukung oleh tenaga ahli yang tidak spesifik, sehingga sedikit yang memiliki pengetahuan yang luas, memerlukan banyak waktu untuk dilatih secara spesifik. Multi-Vendor memastikan bahwa perusahaan membutuhkan keahlian spesialis untuk memecahkan permasalahan secara efektif dan bisa memperkecil dampak gangguan terhadap perusahaan

f. Open Standard untuk Fleksibilitas

Implementasi untuk membangun suatu reputasi yang high-performance class harus berdasarkan pada kebutuhan hari ini infrastruktur jaringan hari ini dan yang akan datang. Inti dari reputasi adalah komitmen untuk solusi open standard. Dari segi software, program yang kita jalankan dapat berjalan di berbagai platform operating system, sehingga kita tidak perlu harus mengganti operating system yang ada, dengan demikian akan mengeluarkan biaya yang cukup rendah. Disamping itu dengan adanya teknologi baru baik operating system, switching, maupun protocol, multi vendor dapat mendukung seluruh infrastruktur yang ada sehingga dapat menghemat biaya.

2.2. Kekurangan Multi-Vendor [2] :

a. Harga: Multi-vendor, Multi-cost

Multi-vendor model menambahkan biaya baru yang lebih mahal untuk membangun dan memelihara system supaya berjalan secara berlanjut. Biaya IT dapat terjadi tiba-tiba dan secara umum terbagi dalam dua alokasi : pengeluaran modal (CAPEX= Capital Expenditures) dan pengeluaran operasional (OPEX= Operational Expenditures). OPEX berkaitan dengan pembelian, pemeliharaan, dan manajemen barang dan jasa IT, dan (tanpa biaya-biaya tetap seperti sewa, dll). Dalam kategori pertama, tujuannya adalah untuk mengurangi CAPEX, yang meliputi biaya pembelian hardware dan software yang menjaga kualitas pelayanan. Artinya, semakin banyak vendor, semakin banyak pula CAPEX nya, sementara biaya IT yang dikeluarkan belum tentu mendapatkan keuntungan yang memuaskan.

b. Kompleksitas: Lebih sulit dalam pengaturan

Mengelola Multi-vendor secara alami lebih sulit dibandingkan dengan mengelola satu provider. Setiap vendor mempunyai kebutuhan bisnis mereka sendiri dan kemampuan dalam teknologi.

Multi-vendor berarti multi integrasi pengaturan mitra, sehingga semakin banyak vendor, maka semakin sulit untuk melakukan perubahan implementasi.

c. Kapabilitas: sedikit canggih untuk digunakan

Multi-Vendor bertujuan untuk mempunyai kemampuan yang lebih canggih. Akan tetapi, nilai dan fungsi disepakati berdasarkan interoperabilas yang terbatas bila dukungan elektronik lainnya dan ketiadaan pengaksesan secara online dan lengkap

2.3. Kelebihan Single-Vendor [3] :

a. Kompleksitas bisa dikurangi

Dengan mengadopsi single-vendor, kebutuhan pelanggan hanya membutuhkan sebuah implementasi layanan dalam jaringan.. Ketika menggunakan Single-vendor, tidak ada kebutuhan untuk memahami dan merancang teknologi yang lebih rendah yang masih tersedia. Kompleksitas manajemen IT akan diperkecil dibandingkan dengan Multi-vendor yang memiliki berbagai perangkat.

b. Minimalisasi Waktu Perbaikan

Ketika menerapkan Single-vendor, troubleshooting akan lebih cepat diperbaiki dibandingkan Multi-vendor, karena butuh waktu banyak untuk melatih teknisi supaya bisa mengatasi troubleshooting dari berbagai perangkat yang Multi-vendor.

C. Biaya Operasional yang Lebih Rendah

Biaya dalam menerapkan dan mengoperasikan produk teknologi dari single-vendor dapat mengurangi kebutuhan untuk melatih teknisi dalam mengoperasikan dan mengorganisir perangkat yang ada dibandingkan dengan perangkat Multi-vendor.

Dari berbagai penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa :

  1. Multi-Vendor Memiliki keahlian dalam merancang, mengintegrasikan, dan menerapkan sistem Multi-vendor.
  2. Infrastruktur dukungan (support system) yang general di seluruh dunia.
  3. Tenaga ahli yang sangat terlatih, spesifik, dan profesional.
  4. Pelayanan yang fleksibel dan sesuai dengan berbagai anggaran dan kebutuhan.
  5. Pelayanan Actionable Intelligence dapat mencegah permasalahan dan menyediakan kemajuan yang berkelanjutan.
  6. Kesesuaian yang tinggi bagi end-user dan memungkinkan untuk mengoptimalkan pengembalian investasi teknologi informasi di perusahaan.
sumber : http://arispegea.blogspot.com/2008/09/single-vendor-atau-multi-vendor.html